DATA BPBD BALIKPAPAN
Berdasarkan data pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014
(http://balikpapan.go.id/uploaded/ProgramKerja/lakip2014/BPBD.pdf) ,di website BPBD Kota
Balikpapan, KALTIM dijelaskan daerah-daerah yang rawan akan bencana baik itu banjir, longsor dan kebakaran.
Berdasarkan data pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014
(http://balikpapan.go.id/uploaded/ProgramKerja/lakip2014/BPBD.pdf) ,di website BPBD Kota
Balikpapan, KALTIM dijelaskan daerah-daerah yang rawan akan bencana baik itu banjir, longsor dan kebakaran.
Setelah kita mendapatkan data data diatas seperti diatas
,,selanjutnya kita akan membagi data tersebut berdasarkan kelompoknya
Disebutkan bahwa “setiap wilayah di wakili oleh 3 lokasi, bila
pada sebuah wilayah tercatat memiliki kurang dari 3 lokasi maka gunakan
lokasi yang ada”, Dimana dari pendapat tersebut saya berpikiran bahwa :
1. Wilayah :
Yaitu Balikpapan Utara, Balikpapan Selatan, Balikpapan Timur, Balikpapan Barat,
Balikpapan Tengah dan Balikpapan Kota
2. Lokasi :
Ada 3, yaitu lokasi rawan banjir, lokasi rawan longsor, dan lokasi rawan kebakaran.
3. Daerah :
Yaitu daerah-daerah di tiap wilayah yang rawan banjir, longsor atau kebakaran (contoh di
dalam BPBD disebutkan “ Rawan kebakaran di Balikpapan Selatan adalah daerah Kel.
Kepingan, Kel Damai dll” )
Setelah itu
kita bisa asumsikan berapa banyak host
yang di perlukan
Balikpapan
Selatan = butuh 2 Unit (Banjir dan Kebakaran)
Balikpapan
Timur = butuh 2 Unit (Banjir dan Kebakaran)
Balikpapan
Utara = butuh 3 Unit (Banjir,Longsor dan Kebakaran)
Balikpapan
Tengah = butuh 3 Unit (Banjir,Longsor dan Kebakaran)
Balikpapan
Kota = butuh 2 Unit (Longsor dan Kebakaran)
Balikpapan
Barat = butuh
2 Unit (Longsor dan Kebakaran)
Total 14 Unit
Di ketahui
sebelumnya bahwa pusat pemantau ada di 3 tempat yaitu, Gedung BPBD, Gedung PMI
dan Gedung TAGANA.
BPBD = butuh 3 Unit
PMI = butuh 3 Unit
TAGANA = butuh 3 Unit
Total 9 Unit
Tambahan 1
server untuk gedung BPDB
Tambahan 1
Router Untuk Dipasang di BPDB
Sehingga
Menjadi seperti di bawah ini
Jaringan Wilayah = 14 Host + 1 Host Router = 15
Host
Jaringan Pemantauan = 9
Host + 1 Host Router = 10 Host
Server = 1 Host + 1 Host Router
= 2 Host
Dari Hasil
peta yang direncakan maka gambarnya akan di dapatkan seperti di bawah ini
SUBNETING :
Di sini akan di gunakan model CIDR
Jaringan Wilayah membutuhkan 15 Host Jadi menggunakan
192.168.1.0/27 atau netmask 255.255.255.224
Range alokasi IP yg bisa di pakai 192.168.1.1-192.168.1.30 (30 Host)
Router_Pusat 0/0 = 192.168.1.2/27
Di sini akan di gunakan model CIDR
Jaringan Wilayah membutuhkan 15 Host Jadi menggunakan
192.168.1.0/27 atau netmask 255.255.255.224
Range alokasi IP yg bisa di pakai 192.168.1.1-192.168.1.30 (30 Host)
Router_Pusat 0/0 = 192.168.1.2/27
A - Balikpapan Selatan
S_Kebakaran_A = 192.168.1.1/27
S_Banjir_A = 192.168.1.3/27
B - Balikpapan Timur
S_Kebakaran_B = 192.168.1.4/27
S_Banjir_B = 192.168.1.5/27
C - Balikpapan Utara
S_Kebakaran_C = 192.168.1.6/27
S_Banjir_C = 192.168.1.7/27
S_Longsor_C = 192.168.1.8/27
D - Balikpapan Barat
S_Kebakaran_D = 192.168.1.9/27
S_Longsor_D = 192.168.1.10/27
E - Balikpapan Kota
S_Kebakaran_E = 192.168.1.11/27
S_Longsor_E = 192.168.1.12/27
F - Balikpapan Tengah
S_Kebakaran_F = 192.168.1.13/27
S_Banjir_F = 192.168.1.14/27
S_Longsor_F = 192.168.1.15/27
Jaringan Pemantauan membutuhkan 10 Host Jadi menggunakan
192.168.2.0/28 atau netmask 255.255.255.240
Range alokasi IP yg bisa di pakai 192.168.2.1-192.168.2.14 (14 Host)
Router_Pusat 0/1 = 192.168.2.2/28
GEDUNG_BPBD
BPBD_1 = 192.168.2.1/28
BPBD_2 = 192.168.2.3/28
BPBD_3 = 192.168.2.4/28
GEDUNG_TAGANA
TAGANA_1 = 192.168.2.5/28
TAGANA_2 = 192.168.2.6/28
TAGANA_3 = 192.168.2.7/28
GEDUNG_PMI
PMI_1 = 192.168.2.8/28
PMI_2 = 192.168.2.9/28
PMI_3 = 192.168.2.10/28
Jaringan Server Pusat 2 Host Jadi menggunakan
192.168.3.0/30 atau netmask 255.255.255.252
Range alokasi IP yg bisa di pakai 192.168.3.1-192.168.3.2 (2 Host)
Router_Pusat 0/1/0 = 192.168.3.2/30
Server_Pusat_Sensor = 192.168.3.1/30
Dimana Server_Pusat_Sensor bisa di akses oleh ke dua jaringan Wilayah dan Pemantau, Karena
Server_Pusat_Sensor merupakan unit kendali dari semua sensor wilayah dan Server_Pusat_Sensor juga pengolah informasi yang akan di kirim ke Jaringan pemantauan.
Tetapi Jaringan Wilayah tidak dapat berhubungan langsung terhadap Jaringan Pemantau, itu bertujuan agar lalulintas data tidak terganggu ketika ada pengiriman informasi dari sensor-sensor ke Server_Pusat_Sensor.
KEUNGGULAN
RANCANGAN
Perancangan jaringan komputer pemantauan bencana ini memiliki keunggulan, yaitu
Perancangan jaringan komputer pemantauan bencana ini memiliki keunggulan, yaitu
1. Subnetting menggunakan teknik VLSM untuk melakukan efisiensi alokasi alamat IP di
dalam jaringan. Jaringan dipecah menjadi 2 subnet, sehingga menghasilkan variasi
berbagai variabel jangkauan alamat IP.
2. Perancangan ini menggunakan server yang memantau jaringan wilayah rawan bencana
dan komunikasi berjalan satu arah dari server ke wilayah bencana sehingga tidak
mengalami collision
F. CONTINGENCY DAN DISASTER RECOVERY PLANNING
1. Contingency
adalah
suatu tindakan yang sudah dipersiapkan, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya
kondisi tertentu. Dalam kasus ini, apabila satu jaringan wilayah terputus
dengan BPBD , maka komunikasi akan tetap bisa dilakukan karena semua wilayah
terhubung melalui
jaringan di wilayah nya.
jaringan di wilayah nya.
2. Disaster Recovery
Planning adalah proses, kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
mempersiapkan pemulihan atau keberlangsungan dari infrastruktur teknologi yang
sangat vital dan penting bagi organisasi setelah adanya bencana alam atau
penyebabnya kesalahan manusia
Dalam kasus ini setiap wilayah memiliki history atau catatan bencana tersendiri. Sehingga setiap bencana yang terjadi akan direcord oleh server. Sehingga melalui sebuah perhitungan dan siklus bisa menentukan kemungkinan bencana terjadi kembali. Server pemantaun berfungsi untuk menyimpan history sehingga dapat dijadikan tempat untuk melakukan recovery apabila terjadi putus/gangguan jaringan.
Dalam kasus ini setiap wilayah memiliki history atau catatan bencana tersendiri. Sehingga setiap bencana yang terjadi akan direcord oleh server. Sehingga melalui sebuah perhitungan dan siklus bisa menentukan kemungkinan bencana terjadi kembali. Server pemantaun berfungsi untuk menyimpan history sehingga dapat dijadikan tempat untuk melakukan recovery apabila terjadi putus/gangguan jaringan.
No comments:
Post a Comment