RESUME
GEOPOLITIK DAN KEAMANAN ASIA PASIFIK
KEPENTINGAN DAN PERAN INDONESIA
Oleh Prof. Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono
DUNIA AWAL ABAD 21: MEGATREND, GEOPOLITIK & ISU KEAMANAN
DAN PERDAMAIAN
Dunia awal abad 21 terus berevolusi,
bertransformasi dari milenium ke milenium. Hal itu terjadi sejak revolusi
industri hingga sekarang yang paling mengemuka adalah revolusi teknologi.
Isu-isu besar dunia datang silih berganti, mulai dari daratan Eropa, jantung
Eurasia hingga daratan Asia. Saat ini dunia sedang menuju transformasi besar
menjadi dunia hijau.
Megatrends yang terjadi bersumber dari beberapa sektor
yaitu
-
Demografi
-
Teknologi
-
Urbanisasi
-
Globalisasi
-
Geopolitik
-
Geoekonomi
Sedangkan untuk isu-isu besar dunia
yang terjadi saat ini antara lain isu tentang perdamaian dan keamanan
internasional, contohnya antara lain konflik yang terjadi di Palestina dan
konflik yang terjadi di Eropa. Isu selanjutnya adalah isu ekonomi dan tata perekonomian
global, yaitu tatanan kehidupan yang berubah menuju dunia hijau. Kemudian isu
yang lain adalah isu perubahan iklim dan “resources stress”. Permasalahan iklim
yang berubah makin ekstrem setiap tahunnya seperti, mencairnya es di kutub
utara yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut, kemarau panjang dan hujan
asam membuat beberapa sumber daya alam seperti tumbuhan mati dan gagal panen.
Akibatnya telah terjadi krisis pangan di beberapa negara di dunia.
NEW GEOPOLITICS?
Menurut Mackinder, Geopolitic of
Empire sebelum perang dunia difokuskan pada jantung Eurasia. Siapa saja yang
berhasil menguasai Eurasia dia akan menguasai dunia. Perang dingin yang terjadi
saat ini tidak lagi tentang ideologi komunis. Geopolitic of emotions saat ini
berfokus pada Islam vs Barat. Dimana terjadi kekecewaan Islam terhadap sikap
negara-negara barat dan ketakutan Barat terhadap negara-negara Islam.
Geopolitic of Climate Change yaitu politik yang difokuskan pada fenomena
perubahan iklim yang ekstrem di dunia. Setiap negara dituntut berperan aktif
dalam penanganan perubahan iklim demi kelangsungan hidup umat manusia.
Akankah Perang Dunia 3 terjadi? Perang Dunia 3 bisa
saja terjadi jika dunia gagal dalam mengelola konflik di Timur Tengah (Turki,
Syiria), Laut Tiongkok Selatan, dan Semenanjung Korea.
PERKEMBANGAN DAN DINAMIKA KAWASAN ASIA – PASIFIK
Perkembangan dan dinamika yang
terjadi di Asia-Pasifik saat ini bisa dikatakan sebagai perkembangan regional
yang paradok. Hal ini dikarenakan seiring dengan kerjasama ekonomi yang
meningkat dan menguat di Asia Pasifik, maka konflik politik dan keamanan juga
meningkat. Bandingkan saja dengan negara-negara di Eropa (minus Rusia).
ASIA PASIFIK DARI MASA KE MASA
Era dinasti dan Tiongkok sebagai
middle kingdom yaitu dinasti kerajaan Tiongkok yang berada di tengah kawasan
Asia. Kemudian berlanjut pada masa penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Barat
seperti Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris. Setelah itu Asia Pasifik memasuki
era Perang Dunia 2 dan setelah Jepang meyerah pada Sekutu kemudian muncullah
gerakan-gerakan kemerdekaan dari bangsa-bangsa yang ada di Asia Pasifik. Pada
1950-an Asia Pasifik memasuki babak baru Perang Dingin antara blok Barat yaitu
Amerika dan blok timur yang dipimpin Uni Soviet. Perang Dingin usai ditandai
dengan pecahnya Uni Soviet ke dalam beberapa negara yang berada di kawasan
Eropa Timur. Setelah Perang Dingin berakhir maka mulai bermunculan Organisasi
Regional seperti ASEAN. Kemudian era setelahnya menjadi era “The Rise Of
China”, dimana militer Tiongkok tumbuh pesat seiring dengan pertumbuhan
ekonominya yang menjadi nomor 2 di dunia, setelah Amerika Serikat. Akibatnya
rivalitas kedua negara tersebut tidak terelakkan lagi. Keduanya berebut
menanamkan hegemoninya di setiap kawasan di dunia, tak terkecuali kawasan Laut
Tiongkok Selatan.
Semakin meningkatnya interaksi
negara-negara di kawasan membuat konflik dan kerjasama makin kompleks juga.
Dewasa ini kerjasama yang terjalin di kawasan regional antara lain dipayungi
oleh berbagai macam organisasi internasional seperti APEC, EAS, ASEAN+ dan
ASEAN. Sedangkan konflik yang masih menyita perhatian dunia antara lain konflik
di Timur Tengah, RRT-Taiwan, Semenanjung Korea, dan Laut Tiongkok Selatan.
MAJOR POWER RELATIONS
Apakah Regional Security Architecture
(RSA) ilusif? Tingginya trust deficit telah menghalangi terbentuknya Regional
Security Architecture. Tetapi di kawasan ASEAN sendiri rasa saling percaya
antar anggotanya masih tinggi meskipun Thailand dan Kamboja dulu pernah
berkonflik. Kerjasama dan dialog keamanan yang ada tetap bermanfaat (ARF &
EAS), meskipun belum cukup. Kerjasama keamanan ASEAN (APSC) dan kerjasama
Amerika Serikat, Jepang, Australia, Korea Selatan tetap solid, tapi tidak
inklusif.
KEPENTINGAN NEGARA-NEGARA BESAR DAN INTERPLAY
DINAMISNYA
Semua
negara ingin stabilitas dan keamanan kawasan terjaga dan perang terbuka bisa
dicegah. Semua negara ingin ekonomi di kawasan tumbuh dengan baik. Sebagian
negara tidak menginginkan hegemoni Tiongkok dan sebagian lagi menentang
hegemoni Amerika Serikat. Sebagian cemas terhadap “The Rise of China” karena
bangkitnya Tiongkok tidak peaceful.
Kepentingan nasional tiap negara tetap di atas segala-galanya.
·
AMERIKA SERIKAT
Memperjuangkan kepentingan
nasionalnya yaitu ekonomi, politik dan keamanan, aliansi di kawasan dan
nilai-nilai demokrasi. Selain itu AS tetap mempertahankan kepemimpinan di
kawasan dan menolak hegemoni Tiongkok. Melakukan strategi rebalancing untuk
menghadapi “The Rise Of China”. AS juga melibatkan diri dalam konflik Laut
Tiongkok Selatan dan mencegah Tiongkok melakukan aksi unilateral.
·
REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK
Dengan semangat “Middle Kingdom”
Tiongkok berambisi untuk menjadi New Super Power di dunia. Meningkatkan peran
dan dominasinya di kawasan Asia baik politik, ekonomi maupun militernya. Mempertahankan
peran dominan Partai Komunis dan menolak demokrasi model Barat. Melebarkan
kerjasama ekonomi di seluruh dunia demi 1,4 miliar penduduknya serta untuk
kasus Laut Tiongkok Selatan mereka tidak akan mundur.
·
JEPANG
Orientasi pertahanan Jepang diubah,
dari Self Defense ke konvensional. Menjaga persekutuan militer dengan AS dan
menjalin kerjasama pertahanan di kawasan. Dengan keunggulan teknologinya,
Jepang berusaha kembali meraih superioritas ekonominya. Teguh pada posisi
sengketa wilayah dengan Tiongkok dan Rusia.
·
ASEAN
ASEAN bisa menjadi penyeimbang untuk
menjaga stabilitas dan keamanan kawasan. Mempunyai peluang untuk menjadi
inisiator dalam membangun Regional Security Architecture. Menghadapi konflik
Laut Tiongkok Selatan, ASEAN sulit untuk menetapkan posisi bersama.
·
AUSTRALIA
Sebagai middle power, Australia
proaktif untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan keamanan di kawasan.
Meningkatkan aliansi dan kerjasama militer dengan AS guna menghadapi dominasi
dan langkah asertif Tiongkok. Memandang Indonesia sebagai partner strategis
baik dari segi kerjasama ekonomi maupun keamanan.
·
RUSIA
Semangat Rusia untuk meraih kembali
Central State seperti pada masa Perang Dingin. Rivalitas AS-Rusia sangat sulit
untuk dihentikan. Dominasi dan sikap agresif NATO di Eropa, kehadiran aktif AS
di Asia mendorong Rusia untuk menjadi Counter Force dan Antitesa Barat.
SENGKETA TERITORIAL YANG KOMPLEKS DAN BERLAPIS
Di samping Tiongkok bersengketa
dengan 5 negara lain, ada pula sengketa di luar negara non Tiongkok. Tiongkok
ingin menyelesaikan sengketa secara bilateral, tapi negara lain merasa tidak
memiliki “level playing field”. Ada negara yang membawa sengketa ke arbitrase
internasional secara sepihak. Konflik mengundang pelibatan negara lain, Rusia
mendukung Tiongkok, sedangkan AS, Jepang dan Australia mendukung negara non
Tiongkok. Penyelesaian konflik LTS dalam jangka waktu pendek tidak
memungkinkan, jika dipaksakan akan menjurus pada konflik militer terbuka. Mengelola
konflik juga tidak mudah, apa lagi masing-masing memiliki kepentingan yang
berbeda atas LTS. Untuk menghentikan status quo juga tidak mudah, tidak ada
yang bisa menghentikan kegiatan reklamasi yang dilakukan oleh Tiongkok. Yang
paling berbahaya adalah apabila terjadi miskalkulasi dan insiden tak terduga
terutama di antara AS – Tiongkok, Vietnam – Tiongkok dan Filipina – Tiongkok.
Haruskah ASEAN terpecah? Seharusnya ASEAN tidak terpecah, karena sebagai
masyarakat politik dan keamanan, ASEAN tidak boleh bungkam dan harus punya
suara, meski tidak terlibat langsung dalam konflik. Bagaimanapun ada 4 negara
ASEAN yang bersengketa, dan 6 points principle dalam ASEAN harus digunakan
dalam menyelesaikan konflik.
POSISI INDONESIA (2004 - 2014)
Secara resmi Indonesia menyampaikan
tidak ada sengketa dalam LTS. Sengketa diselesaikan dengan cara damai dan
mengutamakan diplomasi dan mematuhi hukm internasional. Menolak penggunaan
kekuatan militer sebagai instrumen dari pihak manapun. Baik secara sendiri
maupun dalam hubungan ASEAN aktif berdiplomasi dan melakukan mediasi agar tidak
terjadi konflik militer terbuka.
KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA DI KAWASAN DAN DUNIA
Kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI
terjaga. Ekonomi nasional kuat dan terus tumbuh, disertai dengan terjaganya
lingkungan, keadilan dan meningkatnya kesejahteraan rakyat. Stabilitas politik,
kehidupan demokrasi, dan keamanan nasional terjaga. ASEAN tumbuh baik atas
dasar 3 pilar masyarakat ASEAN, yang membawa manfaat bagi Indonesia. Indonesia
bisa berperan secara aktif, kontributif, di forum internasional.
KEPENTINGAN KEAMANAN INDONESIA
Terjaganya kedaulatan wilayah NKRI
dari Aceh sampai Papua. Bebasnya Indonesia dari ancaman keamanan, baik
tradisional maupun non tradisional, termasuk gangguan keamanan di Aceh dan
Papua. Dapat dikontrolnya ancaman terorisme dan kejahatan transnasional
lainnya. Berlangsungnya kerjasama keamanan dengan negara sahabat berdasarkan “common
security interest”.
NKRI Harga Mati? Tidak cukup hanya
dengan retorika semata. Diperlukan pengakuan dan dukungan yang kuat dan resmi
dari negara-negara lain melalui “treaty dan agreement”. Diplomasi yang aktif
dan efektif, sehingga tidak membiarkan siapapun mengancam NKRI. Kekuatan
pertahanan yang mampu menjadi daya tangkal dan daya tindak terhadap ancaman
lawan.
KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT DI KAWASAN ASIA PASIFIK
Mempertahankan status sebagai world
leader, global cop dan champion of democracy. Mencapai kepentingan ekonomi,
baik investasi maupun perdagangan, termasuk tpp dan jalur perdagangan. Sebagai
regional power manjamin keamanan kawasan dan menolak dominasi Tiongkok. Menjaga
aliansi dan melindungi para sekutunya di kawasan.
KEPENTINGAN BERSAMA INDONESIA-AMERIKA SERIKAT
Kerjasama ekonomi (perdagangan, investasi).
Kerjasama dalam menjaga democratic values dengan menjaga mutual respect. Kerjasama
pertahanan (military to military relations). Kerjasama menghadapi terorisme dan
transnational crime. Sedangkan kemitraan komprehensif antara Indonesia dan
Amerika Serikat telah dijalin dalam bidang kerjasama keamanan dan politik,
kerjasama ekonomi dan pembangunan, kerjasama sosial budaya, pendidikan dan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
PROSPEK DAN TANTANGAN MASA DEPAN
Skenario 1
-
Terbangunnya kerjasama kawasan yang kuat, stabil, dan
komprehensif
-
Kerjasama ekonomi sangat kuat, dan konflik bisa diselesaikan/
diredam
Skenario 2
-
Kerjasama ekonomi kuat, kerjasama keamanan lemah
-
Paradok tetap hidup dan kawasan tidak stabil
Skenario 3
-
Situasi politik dan keamanan makin buruk
-
Kawasan Asia Timur sangat flameable dan setiap saat bisa
terjadi perang terbuka
GEOPOLITICS OF COOPERATION IS STILL POSSIBLE
Buat secara ekonomi dan agenda global lain kawasan
Asia Pasifik semakin solid, inter connected dan interdependent. Konflik-konflik
di kawasan bisa dikelola bahkan diredam. Semua negara merasa menang (nyaman)
dan kedua raksasa (AS dan Tiongkok) on board. Untuk Indonesia sendiri harus
aktif berperan secara konstruktif, menjadi bagian dari solusi dan sesuai dengan
kepentingan.
No comments:
Post a Comment