BAB III
Analisis dan Perancangan Sistem
Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit jamur pada
hakikatnya merupakan sebuah sistem pendeteksi yang memberikan informasi kepada petani
jamur untuk mengetahui sebuah penyakit yang sering menyerang tanaman jamur. Selain
mampu mendeteksi penyakit jamur sistem ini juga mampu memberikan solusi bagi
penggunanya untuk bertindak saat tahu bahwa jamur mereka mulai terserang
penyakit. Dengan itu di harapkan software ini mampu membantu para petani jamur
untuk meningkatkan produksi mereka.
Dalam sistem yang akan dibuat ini nanti mengacu pada
konsep dasar Backward Chaining yang
mana pemilahan gejala-gejala yang terjadi sesuai fakta yang ada dilapangan dan
kemudian melakukan kesimpulan sesuai dengan rule yang ada berdasarkan fakta
yang ada dari informasi di lapangan.
Adapun dalam sistem yang akan dirancang ini nanti
mempunyai kemampuan manajemen yang terintegrasi dengan database, baik segala
informasi dan beberapa menu sistem di dalamnya. Mulai dari mengakses informasi
yang ada, kemudian melakukan perubahan data (editing/ update), membuat
informasi/ data yang baru (input/ insert) dan kemudian menghapus
beberapa konten atau informas yang kurang berkenan (delete). Namun proses-proses tersebut tidak semuanya bisa
mengoperasikannya. Karena diberlakukan batasan hak akses kepada pengguna, baik
dari pihak umum dan pengelola. Kecuali dalam hal ini dari pihak admin diberikan
akses penuh untuk mengontrol sistem ini secara signifikan. Hak akses penuh
tersebut seperti informasi gejala, informasi rule atau informasi penyakit dan
kontrol admin dalam sistem.
·
Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian sistem pakar direncanakan akan berlangsung +
4 bulan, yang dimulai pada bulan 2 Februari s/d 31 Mei 2012. Penelitian
dilaksanakan di Petani jamur sukamaju salatiga
·
Alur
Penelitian
Dalam pembuatan sebuah sistem, pasti melalui beberapa
proses dan tahapan dalam merealisasikannya. Terutama dalam hal ini penelitian
tentang Sistem Pakar Untuk Membantu para petani jamur dalam mengetahui penyakit
yang dialami jamur mereka, tentunya dalam pembuatannya harus melalui
tahapan-tahapan yang ada untuk menjadi sebuah sistem yang utuh, tercapainya
tujuan pembuatan sistem, dan dihasilkan sebuah sistem yang baik. Adapun tahapan
tersebut digambarkan dalam sebuah flowchart pada gambar Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian (Flowchart)
3.1.1
Analisis
Kelayakan
Analisis kelayakan
merupakan tahap yang paling penting, karena didalamnya menyangkut berbagai
aspek sistem yang diusulkan. Studi kelayakan adalah suatu studi yang digunakan
untuk menentukan kemungkinan apakah pengembangan proyek sistem layak diteruskan
atau dihentikan. Studi kelayakan merupakan kepadatan, versi ringkasan dari
semua analisis sistem dan proses perancangan sistem.
3.1.1.1 Analisis Kelayakan
Teknik
Dari
segi teknis, sistem yang diusulkan layak untuk diterapkan karena sistem ini
berbasis dekstop dan bisa diinstal di mana saja selama petani jamur memiliki
komputer
3.1.1.2 Analisis Kelayakan
Hukum
Kelayakan
hukum berpengaruh juga terhadap kelancaran proses pembuatan sistem karena menyangkut
etika. Sistem yang
akan dibuat ini tidak melanggar hukum atau peraturan-peraturan yang berlaku
yang telah ditetapkan pemerintah, karena sistem ini dikemas sesuai dengan
materi yang sudah ada.
3.1.1.3 Analisis
Kebutuhan
1.
Kebutuhan
Fungsional
Analisis
ini dilakukan untuk mengidentifikasi apa saja (fasilitas dan aktivitas) yang bisa dikerjakan oleh sistem, yaitu :
1.
Admin dapat memasukkan
data gejala , penyakit , rule , yang diperlukan untuk pengolahan sistem pakar
2.
User
dapat mengetahui penyakit yang di derita jamur mereka dan mendapatkan solusinya
2. Kebutuhan Fungsional
Agar dapat menjalankan sistem ini
sebagaimana mestinya, maka perlu didukung lingkungan operasi sebagai berikut :
1. Kebutuhan Perangkat
Keras (Hardware)
a. Personal Computer
Daftar Spesifikasi
Hardware
Tabel 3.1 Spesifikasi
Personal Komputer
Hardware
|
Spesifikasi
|
Prosesor
|
Intel Pentium Core2Duo 1.8 Ghz
|
Mainboard
|
Gigabyte
|
Hardsik
|
SAMSUNG HD 160Gb
|
VGA
|
Asus EN 8400 GS 512 Mb
|
Monitor
|
LCD Philips 16 inch
|
Network
|
Realtex
|
Mouse
|
Mobile Gear – optical mouse
|
Keyboard
|
Mobile Gear
|
2. Kebutuhan Perangkat
Lunak (Software)
a.
Software
untuk pembuatan
Software
yang digunakan dalam pembuatan aplikasi adalah :
Operating
System : Windows 7 Service Pack 2 32-bit
1. Java JDK
Merupakan software utama dalam pembuatan Sistem pakar mendeteksi penyakit
jamur dimana software tersebut
digunakan untuk mengembangkan aplikasi berbasis java
2. Netbeans
Merupakan software utama dalam
pembuatan Sistem pakar mendeteksi penyakit jamur dimana software tersebut digunakan untuk menuliskan source code
3.
MYSQL
Sebagai alat bantu untuk emnyimpan database yang akan diakses oleh android
3. Kebutuhan SDM
(Brainware)
a.
Programmer
Orang
yang bertugas membuat sistem serta melakukan maintenance dan melakukan perbaikan jika terjadi kesalahan atau
kerusakan sistem.
b.
Administrator
Admin
memiliki akses penuh dalam melakukan pengaturan sistem. Tidak semua user
memiliki hak yang sama dengan admin, hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga
keamanan dan keaslian infomasi yang diberikan
c.
User
User
adalah pengguna yang memiliki hak untuk mendapatkan informasi.
·
Perancangan
dan Pembuatan Sistem
Setelah melakukan analisis akan identitas sistem, tujuan
terapan dari sistem, bagian-bagian dari sistem, kebutuhan serta permasalahan
yang kemungkinan untuk terjadi, tahapan utama selanjutnya yaitu melakukan
perancangan sistem. Perancangan sistem merupakan tahapan penting dimana dalam
membangun sebuah sistem harus sesuai dengan kebutuhan dan dapat mengatasi
permasalahan yang kemungkinan akan terjadi, sebelum dilakukan perancangan lebih
detail, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu metode perancangan.
Metode perancangan merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan
tahapan dalam perancangan sistem. Setelah ditentukan metode maka tahapan
berikutnya adalah perancangan secara umum dan detail yang meliputi
bagian-bagian dari sistem.
·
Metode
perancangan
Metodologi penelitian yang dirasa tepat dan akan
digunakan dalam membangun sistem pakar mendiagnosa penyakit pada jamur adalah
dengan menggunakan metode waterfall (Pressman, 2005) seperti yang
diilustrasikan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Metode waterfall
Metode waterfall adalah metode perancangan
berurutan yang menggunakan proses pendekatan secara sistematis mulai dari level
pendefinisian kebutuhan sistem sampai dengan maintenance. Setiap tahapan pada Waterfall dilakukan secara berurutan
dan harus menunggu sampai dengan proses pada tahap tersebut selesai baru bisa
melanjutkan ke tahap berikutnya. Namun disayangkan metode ini kurang dalam
iterasi pada setiap level. Dalam pengembangan Sistem Pendukung Keputusan
berbasis web, Waterfall memiliki kekakuan untuk ke iterasi sebelumnya. Dimana
Sistem Informasi dalam bentuk Sistem Pendukung Keputusan berbasis Web selalu
berkembang baik teknologi ataupun lingkungannya. Metode waterfall memiliki
beberapa tahapan yaitu :
·
Analisis,
maksudnya adalah mengumpulkan sejumlah data kebutuhan dan entitas yang akan
digunakan dan dirancang dalam bentuk suatu sistem nantinya. Kebutuhan tersebut
perlu di definisikan dengan rinci dari awal karena hal tersebut akan menjadi
bagian-bagian sistem yang saling terkait satu sama lain. Jadi diperlukan
ketelitian untuk menyusun sejumlah kecil analisa informasi, baik strategi
bagaimana mengumpulkannya maupun menciptakannya.
·
Requirement
spesification, berarti terjemahan dari tahap pertama, yang menguraikan definisi
dan mengkaji secara teliti dari beberapa kebutuhan perangkat lunak yang akan
dikumpulkan untuk sistem, diantaranya kebutuhan sistem, aplikasi yang
digunakan, interface, bentuk proses pengolahan informasi, performasi
yang diharapkan, pendokumentasian dan lain-lain yang terkait dengan definisi
dan pemfokusan persoalan rekayasa perangkat lunak.
·
Design
dan software, merupakan tahap penjabaran multifungsi dari analisa
kebutuhan dimana proses tersebut mengubah kebutuhan-kebutuhan menjadi
representasi ke dalam sebuah “blueprint” dari sebuah sistem sebelum
proses coding dimulai. Proses-proses tersebut melalui tahapan struktur data,
arsitektur perangkat lunak, representasi interface, algoritma, dan lain-lain.
·
Implementasi, yaitu tahapan pembuatan program atau menerjemahkan
hasil rancangan ke dalam bahasa pemrograman tertentu. Penulisan kode program
sesuai dengan desain yang dibuat, sehingga bisa menghasilkan aplikasi yang
bermanfaat bagi pengguna.
·
Pengujian
sistem dan integrasi, yaitu melakukan pengujian terhadap aplikasi yang telah
dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan, sekaligus mengintegrasikan komponen dalam
sistem tersebut.
·
Operation
and maintenance, yaitu melakukan penerapan sistem dan melakukan perawatan
atau perbaikan bila ada kekeliruan.
·
Metode
pengambilan keputusan
Sistem informasi yang akan dibangun merupakan sebuah
sistem yang menerapkan pengetahuan pakar pada software. Tujuan dari pembuatan
sistem ini adalah membantu memberikan para petani jamur untuk mendeteksi
penyakit yang jamur mereka derita dan memberikan solusi bagaimana cara
menanggulanginya.
Penelitian dalam pembuatan sistem ini menggunakan konsep
dasar yang sering kali digunakan untuk menganalisis sebuah masalah yang
dihadapi dengan metode Backward chaining.
Backward chaining adalah salah satu
teknik sistem pakar yang digunakan dalam analisis kebijaksanaan. Dalam
penelitian ini, hanya menggunakan Backward
chaining sebagai teori dasar untuk
membantu dalam membentuk sebuah keputusan dari permasalahan yang ada.
Langkah-langkah teknik metode Backward
chaining yang digunakan untuk acuan dalam penelitian untuk membangun sistem
adalah sebagai berikut :
·
Menentukan
gejala-gejalan yang terjadi pada penyakit yang akan kita buat
·
Menentukan
rule atau alur yang harus dipenuhi apabila ingin mencapai kondisi suatu
penyakit
·
Menentukan
prosentase sebuah gejala apabila gejala tersebut keluar dari sebuah rules
·
Menetukan
prioritas gejala yang dipilih dan kemungkinan prosentase dari penyakit yang
dialami oleh jamur
·
Pembahasan
Menyusun struktur Backward
chaining akan memudahkan dalam proses pengambilan keputusan pakar.
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsur, gejala pada
penyakit jamur. Penilaian gejala pada sistem pakar ini dilakukan dengan pengecekan
rules yang ada :
Tabel
Gejala penyakit jamur
Tabel diatas merupakan sebuah gejala yang ada pada
penyakit jamur , Kali ini kita akan membahas pembuatan rule untuk menentukan
penyakit apa dan dengan gejala apa itu bisa terjadi
1. Trichoderma
If G01 and G02 and
G03 and G04 and G15 and G16 and
G17 and G18 and G20 and G21 then Trichoderma
2. Muncor
If
G05 and G06 and G07 and G15 ,and G16 and G17 and 18 and G19 and G20 and G21 then Muncor
3. Neurospora
If
G08 and G09 and G10 and G11 and G14 and G16 and G17 and G18 and G19 then Neurospora
4.
Penicillium
If
G03 and G10 and G12 and G13 and G14 and G16 and G17 and G18 and G21 then Penicillium
Komponen
diatas merupkana sebuah rule untuk memenuhi setiap penyakit yang ada pada
jamur, dengan rule tersebut maka gejala-gejala yang terjadi pada user bisa diatasai.
3.3.2
Perancangan
3.2.1.2 Data Flow Diagram
Rancangan model merupakan suatu gambaran yang menjelaskan
salah satu bentuk model, salah satunya adalah logical mode yang digambarkan dengan diagram arus data (data flow digram). Model ini
menjelaskan kepada user bagaimana nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi
secara logika akan bekerja.
DFD
merupakan alat pembuat model yang sering digunakan, khususnya bila
fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks daripada
data dimanipulasi oleh sistem. Dengan demikian DFD sebagai alat pembuat model
yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
Gambar.
DFD Level 0
Gambar
diatas merupakan sebuah alur sebuah program secara umum yang bisa dilihat
siappun, Sedangkan yang ada dibawah ini merupakan sebuah alur program untuk seorang admin:
Gambar diatas
merupakan sebuah alur sebuah program secara detail untuk seorang admin dimana
admin mempunyai 5 akses menuju tabel gejala ,penyakit, presentase petugas dan rue lalu yang terakhir adalah DFD untuk
user
Gambar
ini menjelaskan alur secara detail ketika seorang user ingin mengakses sebuah
program
3.3.2
Perancangan Use Case
Berdasarkan pada
analisis kebutuhan sistem
pakar mendiganosa penyakit jamur, maka dapat dibuat suatu use case dari sistem yang akan dibangun. Adapun
perancangan use case yang akan dibuat meliputi use case diagram, use case
definition, finalize use case
1) Use Case Diagram
Use case diagram merupakan dokumentasi yang berisi
gambaran sistem dilihat dari perspektif user. Use case diagram berfungsi untuk
menggambarkan fasilitas yang disediakan sistem untuk user. Pada perancangan use
case ini terdiri dari dua user yaitu administrator dan operator.Gambar 3.5
menjelaskan bahwa kelompok
user administrator mempunyai hak akses secara penuh. Fasilitas yang
bisa dilakukan
oleh administrator meliputi
menambah data, mengubah data,
menghapus data, mencari data, mecetak laporan, serta mencetak surat. Berbeda dengan administrator, user
operator yang hanya mempunyai hak akses yang terbatas.
2) . Use Case Definition
Tahap pendefinisian use case yang akan dibuat adalah sebagai
berikut :
a). petugas login : pengguna melakukan konfirmasi
login untuk
menggunakan fasilitas
sistem.
b) . Tambah Petugas
: digunakan untuk menambah data admin yang bias mengakses websie tersebut
c) . Tambah
gejala : digunakan untuk menambah data kategori untuk jenis LPK
d). Tambah
penyakit : digunakan untuk menambah data LPK yang ada
e) . Tambah
prosentase : digunakan untuk menambah data nilai dari penilaian LPK tersebut
f). tambah
rule : digunakan untuk mengolah data yang telah ada
3). Finalize Use Case
Tahapan terakhir dalam
perancangan use case adalah sebagai
berikut :
a). petugas
login (username, password ,status)
{OK, username ditemukan,
password ditemukan,status ditemukan}.
b). Input petugas
(kd, Nama,Username, password, status)
{OK, kD
dimasukkan, Nama dimasukkan ,Usernaname
dimasukkan, Password dimasukkan,
status dimasukkan }.
c) . Input Gejala
(kd Gejala, nama_Gejala)
{OK, Kd dimasukkan, nama_gejala dimasukkan}.
d). Input Penyakit
(kd_Penyakit , nama_Penyakit , solusi)
{OK, kd dimasukkan, nama_penyakit
dimasukkan, solusi dimasukkan}.
e) . Input prosentase
(kd prosentase , kd penyakit ,kd gejala ,prosentase )
{OK, kd prosentase
dimasukkan, kd_penyakit dimasukkan , kd gejala dimasukkan , prosentase
dimasukkan }.
f). Input
Rule (kd Rule , Rule )
{OK, kd_rule dimasukkan, Rule
dimasukkan }.
3.3.2
Alur Program
Program
sistem pendukung keputusan untuk lembaga pendidikan dan khursus ini dirancang dan dibangun bertujuan
untuk membantu calon pelajar yang memilih lembaga pelatihan yang ideal atau sesuai dengan kriteria . Yang
bisa dilakukan oleh calon pelajar tersebut adalah user harus mengisi daftar
form kriteria yang dia inginkan untuk memilih lembaga pelathian seperti,
fasilitas,biaya dan lain-lain. Setelah itu user dapat memilih kategori LPKnya
sesuai dengan yang dia masuki. Jika user memiliki kriteria yang bisa disebutkan
mana user dapat mengisikan biaya yang dia punyai di form biaya dengan begitu
sistem akan memunculkan daftar list yang sesuai dengan kategori dan kriteria
yang diinputkan dengan metode SAW .
Sedangakan Admin adalah orang yang mengatur dan yang berhak memasukkan
memanipulasi data sesuai dengan data yang diambil saat penelitian. Adapun
diagram alur program dari sistem pendukung keputusan pemilihan lembaga
pendidikan dan pelatihan dijelaskan dengan flowchart
pada gambar-gambar berikut ini.
a.
Diagram alur mendiagnosa gejala pada sistem pakar
Diagram mendiagnosa gejala pada sistem pakar ini
memberikan gambaran alur dari seorang user/ yang sedang melakukan proses
mennggunakan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada jamur adalah sebagai
berikut
Gambar Diagram alur User
b.
Diagram alur admin
Diagram alur dari admin ini merupakan gambaran
proses alur dari awal sampai dengan akhir pihak pengelola yang diberi akses
sebagai admin untuk masuk dan melakukan manajemen data dalam sistem. Mulai dari
edit, input, dan delete.
Gambar Diagram alur admin
.3.3 Pemodelan Data System
1. Entity-Relationship Diagram (ERD)
ERD adalah model konseptual
yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan dalam DFD. Gambar ER-Diagram
perancangan sistem Pakar mendiagnosa penyakit jamur pada gambar dibawah ini.
Gambar ERD sistem pakar
jamur
Pada gambar ER-Diagram di atas, hubungan yang terjadi antara himpunan
entitas penyakit dengan gejala adalah setiap penyakit memiliki gejalanya
masing-masing. Dengan demikian hubungan relasi antara entitas penyakit dengan
entitas gejala adalah satu ke banyak
(one to many),dikarenakan satu penyakit bisa memiliki beberapa gejala. Sedangkan hubungan
antara himpunan entitas penyakit dengan himpunan rule adalah
(one to one), dikarenakan setiap data penyakit memiliki 1 rule yang harus
dipenuhi. Begitu juga dengan hubungan antara gejala dengan prosentase adalah
banyak ke satu(many to one) dikarekanan
gejala hanya memiliki 1 nilai prosentasi.
3.3.3 Perancangan Basis Data
Berikut adalah
perancangan basis data pada sistem pakar mendiagnosa penyakit jamur :
a.
Basis data pada tabel Penyakit
Tabel
3.8
Tabel Basis Data Penyakit
Field
|
Type
|
Length
|
Description
|
Kd
|
varchar
|
10
|
PK
|
Nama_Penyakit
|
varchar
|
50
|
Not Null
|
Solusi
|
text
|
|
Not Null
|
Merupakan sebuah rancangan untuk tabel penyakit pada
program yang dibuat
b.
Basis data pada tabel Gejala
Tabel
3.9
Tabel Basis Gejala
Field
|
Type
|
Length
|
Description
|
Kd_Gejala
|
varchar
|
4
|
PK
|
Nama_Gejala
|
text
|
|
Not null
|
Merupakan sebuah rancangan
untuk tabel data gejala pada program yang dibuat, dimana nantinya disini
digunakan untuk menampung data-data gejala yag ada
c.
Basis data pada tabel persentase
Tabel
3.10 Tabel Basis Persentase
Field
|
Type
|
Length
|
Description
|
Kd_presentase
|
varchar
|
5
|
PK
|
Kd_Penyakit
|
varchar
|
3
|
Foreign
Key
|
Kd_Gejala
|
varchar
|
4
|
Foreign
Key
|
persentase
|
int
|
3
|
Not null
|
Merupakan sebuah
rancangan untuk tabel data persentase pada program yang dibuat, dimana nantinya
disini digunakan untuk menampung nilai persentase gejala yang ada
a.
Basis data pada tabel Rule
Tabel
3.10 Tabel Basis Rule
Field
|
Type
|
Length
|
Description
|
Id
|
Int
|
11
|
PK
|
Id_LPK
|
Int
|
11
|
Foreign Key
|
Merupakan
sebuah rancangan untuk tabel data rule pada program yang dibuat, dimana
nantinya disini digunakan untuk rule/arah untuk memenuhi sebuah penyakit jamur.
a.
Basis data pada tabel Petugas
Tabel
3.8
Tabel Basis Data Petugas
Field
|
Type
|
Length
|
Description
|
Kd_petugas
|
char
|
4
|
PK,
|
Nama_Petugas
|
varchar
|
50
|
Not Null
|
username
|
varchar
|
20
|
Not Null
|
password
|
varchar
|
32
|
Not Null
|
Admin
|
varchar
|
8
|
Not Null
|
Merupakan
sebuah rancangan untuk tabel data petugas pada program yang dibuat, dimana
nantinya disini digunakan untuk menampung siapa saja yang bisa mengakses
program tersebut sebagai admin
Dengan
tabel tabel yang telah dibuat diatas maka kita dapat membuat relasi antar
tabelnya sebagai berikut :
Gambar relasi database
Berdasarkan pada
perancangan dari tabel
diatas didapatkan hubungan
antar tabel sehingga
penyimpangan data bertumpuk dapat
terhindarkan.
No comments:
Post a Comment