BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sekarang
ini hampir tidak ada orang yang tidak mengenal komputer. Hampir semua aspek
kehidupan menggunakan komputer. Komputer yang mempunyai fungsi tertentu sampai
pada komputer pribadi yang biasa digunakan oleh perusahaan besar maupun
perusahaan kecil untuk menyimpan data perusahaan, menyimpan/mengolah database,
mengatur keuangan, sampai pada sekedar untuk hiburan seperti mendengar musik
atau permainan. Perkembangan komputer diikuti pula oleh perkembangan internet.
Sekarang hampir semua orang menggunakan internet, mereka menggunakannya untuk
melakukan segala hal seperti bertukar gambar, musik, informasi, dan sebagainya.
Kemudahan
penyebaran gambar atau disebut citra dijital melalui internet memiliki
sisi positif dan negatif terutama bagi pemilik asli citra dijital tersebut.
Sisi positif dari kemudahan penyebaran tersebut adalah dengan cepatnya pemilik
citra tersebut menyebarkan file citra
dijital tersebut ke berbagai alamat di dunia. Sedangkan sisi negatifnya adalah
jika tidak ada hak cipta pelindung citra yang disebarkan tersebut, maka citra
dijital ini, yang misalkan adalah hasil foto komersil, atau hasil karya
lukisan dijital, akan sangat mudah diakui kepemilikannya oleh pihak lain. Watermark
merupakan salah satu solusi untuk melindungi hak cipta terhadap foto dijital yang dihasilkan. Watermark
digital adalah sinyal yang
disisipkan secara permanen pada data dijital (audio, citra, video, dan teks)
yang dapat dideteksi kembali dengan menggunakan operasi komputasi dengan tujuan
untuk membuktikan kepemilikan data yang bersangkutan (Suhail, 2005).
Berdasarkan
metode pemrosesannya, watermarking
dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu pada domain spasial dan domain
spektral. Watermarking pada domain
spasial langsung mengubah nilai piksel pada citra asli. Watermarking pada domain spektral dilakukan ke dalam koefisien
transformasi.
Teknik
watermarking pada domain spasial dan domain spektral dikatakan baik apabila memenuhi
tiga karakteristik, yakni imperceptibility,
robustness, dan trustworthness. Imperceptibility menunjukkan antara
citra asli dan citra ter-watermark secara
persepsi tidak dapat dibedakan oleh mata manusia. Robustness merupakan tingkat kekuatan watermark yang disisipkan terhadap serangan atau pemrosesan sinyal
yang biasanya dilakukan pada suatu data dijital, contohnya penambahan noise,
proses filter, pemotongan, dan sebagainya. Sedangkan trustworthness menjamin tidak akan dapat dibangkitkan watermark yang sama dengan watermark yang asli dan menyediakan
bukti terpercaya untuk melindungi hak kepemilikan. Pesan yang disisipkan dengan dua domain tersebut tidak
terlihat oleh mata manusia, sehingga dapat dikatakan memenuhi karakteristik imperceptibility. Dikatakan memenuhi
tidaknya karakteristik trustworthness
tergantung pada robustness kedua
domain, dan untuk mengetahui robustness
kedua domain tersebut diperlukan uji ketahanan dengan melakukan attack.
1.2 Rumusan
Masalah
Uji ketahanan watermarking pada domain spasial dan domain spektral.
1.3 Tujuan
Tujuan
dari tugas akhir ini adalah :
- Implementasi watermarking dengan metode LSB dan metode DCT
- Menguji ketahanan dengan cara melakukan attack terhadap citra yang telah diberi watermark untuk menguji ketahanan teknik watermarking yang digunakan.
- Melakukan analisis terhadap hasil uji ketahanan watermark.
1.4 Batasan
Masalah
- Domain spasial menggunakan metode Least Significant Bit.
- Domain spektral menggunakan metode Discrete Cosine Transform.
- Citra dijital yang digunakan merupakan citra berwarna.
- Media penyimpanan data yang digunakan adalah citra dijital bitmap ( .bmp).
- Implementasi aplikasi menggunakan Java.
- Data yang disisipkan berupa teks atau isi dari suatu file teks.
- Pengujian dilakukan dengan menggunakan tools StirmarkBenchmark.
1.5 Review
Penelitian Sejenis
Supangkat, S. H. (2000) menyebutkan bahwa meskipun
watermarking sudah dikenal sejak lama, tetapi penelitian watermarking
sebagai alat untuk pelabelan hak cipta masih terus dilakukan, karena masih
banyak metode yang belum dapat tahan (robust)
terhadap semua proses pengolahan dijital dan masih terbuka suatu kesempatan besar
untuk perkembangan-perkembangan lebih lanjut. Pada dasarnya metode watermarking
memanfaatkan kelemahan-kelemahan pada sistem penglihatan manusia (Human Visual System) maupun sistem
pendengaran manusia (Human Auditory
System). Pemahaman yang baik akan karakteristik dari HVS dan HAS akan
menghasilkan metode yang baik untuk watermarking.
Jafilun (2006) telah melakukan studi
tentang watermarking dengan Teknik Least Significant Bit, hasil
penelitiannya menyebutkan teknik tersebut hanya melindungi medianya (citra
asli) saja tidak melindungi data yang disisipkan didalam media tersebut.
Sehingga tanda watermark dapat rusak dengan adanya attack. Dinyatakan juga oleh Ritonga (2010) dengan Teknik Least Significant Bit hasil keluaran
citra dijital yang dihasilkan rentan terhadap menipulasi citra dijital. Kemudian
Fahmi (2007) secara khusus membahas tentang watermarking
dengan Teknik Discrete Cosine Transform.
Dalam penelitiannya, Fahmi (2007) menyebutkan bahwa watermark yang disisipkan memiliki robustness yang sangat baik terhadap beberapa operasi manipulasi
namun yang paling buruk adalah terhadap operasi rotasi.
1.6 Metodologi
Metodologi yang akan dilakukan dalam
pengerjaan tugas akhir ini dapat dituliskan sebagai berikut :
- Studi Literatur
Studi
literatur dilakukan dengan mempelajari buku, jurnal ilmiah, halaman web yang
berkaitan dengan watermarking
dijital, algoritma penyisipan dan ekstraksi watermark,
citra dijital.
- Tahap Analisis
Pada
tahapan ini dilakukan analisis terhadap kebutuhan untuk aplikasi watermarking terhadap citra Bitmap pada
ranah DCT dan LSB. Disamping itu, dianalisis pula kebutuhan untuk pengujian
yang diperlukan untuk mengetahui kualitas watermark
yang diekstrak.
- Perancangan Prototipe
Pada
tahapan ini dilakukan perancangan aplikasi watermarking
berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan pada tahap
sebelumnya.
- Implementasi
Pada
tahapan ini akan dilakukan pengimplementasian aplikasi metode LSB dan metode
DCT yang telah di rancang prototipenya.
- Pengujian dan Analisis
Analisis
diperoleh dari hasil implementasi sistem yang telah dibangun dan hasil dari uji
ketahanan citra terwatermark..
- Kesimpulan
Setelah
pengujian dan analisis dilaksanakan, maka dibuat kesimpulan mengenai hasil dari
uji ketahanannya.
1.7 Sistematika
Pembahasan
Pembahasan
tugas akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi perndahuluan yang menguraikan latar belakang
masalah, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan pengerjaan tugas akhir, metodologi pengerjaan tugas akhir, dan sistematika
pembahasan tugas akhir.
BAB II DASAR TEORI
Berisi dasar teori mengenai citra dijital, Discrete
Cosine Transform, Least Significant
Bit, dan watermarking.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
Berisi analisis yang meliputi
pembahasan yang bertujuan untuk memperjelas
permasalahan watermarking, dan metode yang digunakan, dan perancangan antarmuka layar.
BAB IV IMPLEMENTASI
Berisi implementasi dari sistem yang dirancang.
BAB V PENUTUP
Berisi pengujian terhadap hasil implementasi sistem
serta kesimpulan dan saran yang
berkaitan dengan pengerjaan tugas akhir ini.
No comments:
Post a Comment