Sunday, January 29, 2017

Bab 1 Uji Ketahanan Steganografi dengan Metode LSB dan DCT



BAB I
PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang
            Sekarang ini hampir tidak ada orang yang tidak mengenal komputer. Hampir semua aspek kehidupan menggunakan komputer. Komputer yang mempunyai fungsi tertentu sampai pada komputer pribadi yang biasa digunakan oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil untuk menyimpan data perusahaan, menyimpan/mengolah database, mengatur keuangan, sampai pada sekedar untuk hiburan seperti mendengar musik atau permainan. Perkembangan komputer diikuti pula oleh perkembangan internet. Sekarang hampir semua orang menggunakan internet, mereka menggunakannya untuk melakukan segala hal seperti bertukar gambar, musik, informasi, dan sebagainya.
            Kemudahan penyebaran gambar atau disebut citra dijital melalui internet memiliki sisi positif dan negatif terutama bagi pemilik asli citra dijital tersebut. Sisi positif dari kemudahan penyebaran tersebut adalah dengan cepatnya pemilik citra tersebut menyebarkan file citra dijital tersebut ke berbagai alamat di dunia. Sedangkan sisi negatifnya adalah jika tidak ada hak cipta pelindung citra yang disebarkan tersebut, maka citra dijital ini, yang misalkan adalah hasil foto komersil, atau hasil karya lukisan dijital, akan sangat mudah diakui kepemilikannya oleh pihak lain. Watermark merupakan salah satu solusi untuk melindungi hak cipta terhadap foto dijital yang dihasilkan. Watermark digital adalah sinyal yang disisipkan secara permanen pada data dijital (audio, citra, video, dan teks) yang dapat dideteksi kembali dengan menggunakan operasi komputasi dengan tujuan untuk membuktikan kepemilikan data yang bersangkutan (Suhail, 2005).  
            Berdasarkan metode pemrosesannya, watermarking dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu pada domain spasial dan domain spektral. Watermarking pada domain spasial langsung mengubah nilai piksel pada citra asli. Watermarking pada domain spektral dilakukan ke dalam koefisien transformasi.
            Teknik watermarking pada domain spasial dan domain spektral dikatakan baik apabila memenuhi tiga karakteristik, yakni imperceptibility, robustness, dan trustworthness. Imperceptibility menunjukkan antara citra asli dan citra ter-watermark secara persepsi tidak dapat dibedakan oleh mata manusia. Robustness merupakan tingkat kekuatan watermark yang disisipkan terhadap serangan atau pemrosesan sinyal yang biasanya dilakukan pada suatu data dijital, contohnya penambahan noise, proses filter, pemotongan, dan sebagainya. Sedangkan trustworthness menjamin tidak akan dapat dibangkitkan watermark yang sama dengan watermark yang asli dan menyediakan bukti terpercaya untuk melindungi hak kepemilikan.          Pesan yang disisipkan dengan dua domain tersebut tidak terlihat oleh mata manusia, sehingga dapat dikatakan memenuhi karakteristik imperceptibility. Dikatakan memenuhi tidaknya karakteristik trustworthness tergantung pada robustness kedua domain, dan untuk mengetahui robustness kedua domain tersebut diperlukan uji ketahanan dengan melakukan attack.

1.2       Rumusan Masalah
            Uji ketahanan watermarking pada domain spasial dan domain spektral.

 1.3      Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah :
  1. Implementasi watermarking dengan metode LSB dan metode DCT
  2. Menguji ketahanan dengan cara melakukan attack terhadap citra yang telah diberi watermark untuk menguji ketahanan teknik watermarking yang digunakan.
  3. Melakukan analisis terhadap hasil uji ketahanan watermark.
1.4       Batasan Masalah
  1. Domain spasial menggunakan metode Least Significant Bit.
  2. Domain spektral menggunakan metode Discrete Cosine Transform.
  3. Citra dijital yang digunakan merupakan citra berwarna.
  4. Media penyimpanan data yang digunakan adalah citra dijital bitmap ( .bmp).
  5. Implementasi aplikasi menggunakan Java.
  6. Data yang disisipkan berupa teks atau isi dari suatu file teks.
  7. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tools StirmarkBenchmark.
1.5       Review Penelitian Sejenis
            Supangkat, S. H. (2000) menyebutkan bahwa meskipun watermarking sudah dikenal sejak lama, tetapi penelitian watermarking sebagai alat untuk pelabelan hak cipta masih terus dilakukan, karena masih banyak metode yang belum dapat tahan (robust) terhadap semua proses pengolahan dijital dan masih terbuka suatu kesempatan besar untuk perkembangan-perkembangan lebih lanjut. Pada dasarnya metode watermarking memanfaatkan kelemahan-kelemahan pada sistem penglihatan manusia (Human Visual System) maupun sistem pendengaran manusia (Human Auditory System). Pemahaman yang baik akan karakteristik dari HVS dan HAS akan menghasilkan metode yang baik untuk watermarking.
            Jafilun (2006) telah melakukan studi tentang watermarking dengan Teknik Least Significant Bit, hasil penelitiannya menyebutkan teknik tersebut hanya melindungi medianya (citra asli) saja tidak melindungi data yang disisipkan didalam media tersebut. Sehingga tanda watermark dapat rusak dengan adanya attack. Dinyatakan juga oleh Ritonga (2010) dengan Teknik Least Significant Bit hasil keluaran citra dijital yang dihasilkan rentan terhadap menipulasi citra dijital. Kemudian Fahmi (2007) secara khusus membahas tentang watermarking dengan Teknik Discrete Cosine Transform. Dalam penelitiannya, Fahmi (2007) menyebutkan bahwa watermark yang disisipkan memiliki robustness yang sangat baik terhadap beberapa operasi manipulasi namun yang paling buruk adalah terhadap operasi rotasi.
1.6       Metodologi
            Metodologi yang akan dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini dapat dituliskan sebagai berikut :
  1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mempelajari buku, jurnal ilmiah, halaman web yang berkaitan dengan watermarking dijital, algoritma penyisipan dan ekstraksi watermark, citra dijital.
  1. Tahap Analisis
Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap kebutuhan untuk aplikasi watermarking terhadap citra Bitmap pada ranah DCT dan LSB. Disamping itu, dianalisis pula kebutuhan untuk pengujian yang diperlukan untuk mengetahui kualitas watermark yang diekstrak.
  1. Perancangan Prototipe
Pada tahapan ini dilakukan perancangan aplikasi watermarking berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.
  1. Implementasi
Pada tahapan ini akan dilakukan pengimplementasian aplikasi metode LSB dan metode DCT yang telah di rancang prototipenya.
  1. Pengujian dan Analisis
Analisis diperoleh dari hasil implementasi sistem yang telah dibangun dan hasil dari uji ketahanan citra terwatermark..
  1. Kesimpulan
Setelah pengujian dan analisis dilaksanakan, maka dibuat kesimpulan mengenai hasil dari uji ketahanannya.

1.7       Sistematika Pembahasan
Pembahasan tugas akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I      PENDAHULUAN
                 Berisi perndahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, perumusan         masalah, batasan masalah, tujuan pengerjaan tugas akhir, metodologi     pengerjaan tugas akhir, dan sistematika pembahasan tugas akhir.

BAB II    DASAR TEORI
                 Berisi dasar teori mengenai citra dijital, Discrete Cosine Transform, Least           Significant Bit, dan watermarking.

BAB III   ANALISIS DAN PERANCANGAN
                 Berisi analisis yang meliputi pembahasan yang bertujuan untuk    memperjelas permasalahan watermarking, dan metode yang digunakan, dan perancangan antarmuka layar.

BAB IV   IMPLEMENTASI
                 Berisi implementasi dari sistem yang dirancang.

BAB V    PENUTUP
                 Berisi pengujian terhadap hasil implementasi sistem serta kesimpulan dan           saran yang berkaitan dengan pengerjaan tugas akhir ini.

No comments:

Post a Comment

Download desain Banner

Banner atau sering disebut spanduk , brosur dan lain sebagainya adalah sebuah pengumuman berbentuk gambar maupun tulisan yang biasanya di ...