Banner atau sering disebut spanduk , brosur dan lain sebagainya
adalah sebuah pengumuman berbentuk gambar maupun tulisan yang biasanya
di tempatkan pada acara acara maupun perayaan
Kali ini saya akan membagi sebuah banner untuk bisa di download dan bisa juga di edit menurut keinginan dari desain creator nya
Desain di bawah ini adalah salah satu contoh desain banner untuk pelatihan soft skill
bisa anda miliki di link berikut in DISINI
Sunday, May 14, 2017
Download Desain Banner
Banner atau sering disebut spanduk , brosur dan lain sebagainya
adalah sebuah pengumuman berbentuk gambar maupun tulisan yang biasanya
di tempatkan pada acara acara maupun perayaan
Kali ini saya akan membagi sebuah banner untuk bisa di download dan bisa juga di edit menurut keinginan dari desain creator nya
Desain di bawah ini adalah salah satu contoh desain banner untuk pelatihan
bisa anda miliki di link berikut ini DISINI
Kali ini saya akan membagi sebuah banner untuk bisa di download dan bisa juga di edit menurut keinginan dari desain creator nya
Desain di bawah ini adalah salah satu contoh desain banner untuk pelatihan
bisa anda miliki di link berikut ini DISINI
Download Desain Banner Pelatihan
Banner atau sering disebut spanduk , brosur dan lain sebagainya adalah sebuah pengumuman berbentuk gambar maupun tulisan yang biasanya di tempatkan pada acara acara maupun perayaan
Kali ini saya akan membagi sebuah banner untuk bisa di download dan bisa juga di edit menurut keinginan dari desain creator nya
Desain di bawah ini adalah salah satu contoh desain banner untuk pelatihan soft skill
bisa anda miliki di link berikut ini DISINI
Kali ini saya akan membagi sebuah banner untuk bisa di download dan bisa juga di edit menurut keinginan dari desain creator nya
Desain di bawah ini adalah salah satu contoh desain banner untuk pelatihan soft skill
bisa anda miliki di link berikut ini DISINI
Saturday, May 13, 2017
Contoh Bab 2 Sistem Informasi Koperasi Simpan Pinjam Guyub Rukun
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Koperasi
2.1.1
Definisi
Koperasi
Definisi
koperasi sebenarnya sangatlah beragam di seluruh dunia. Namun
di Indonesia, terdapat dua acuan
tentang definis koperasi, yaitu:
1.
Menurut Moh. Hatta (Bapak
Koperasi Indonesia) seperti yang dikutip oleh Sitio dan Tamba (2001, h.17), “koperasi
adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan
tolong-menolong. Semangat tlong-menolong tersebut didorong oleh keinginan
memberi jasa kepada kawan berdasarkan „seorang buat semua dan semua buat
seorang‟”
2.
Definisi UU No. 25/1992, koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi,
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan.
2.1.2
Definisi
Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit dibentuk untuk memberikan
peluang kepada anggota-anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan
dengan bunga yang ringan. Koperasi simpan pinjam sendiri memiliki pengertian
sebagai koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui
tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian
dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat, dan tepat
untuk tujuan produktif dan kesejahteraan (Anoraga dan Widiyanti, 1996, h.23).
2.1.3
Pembukuan
Koperasi Simpan Pinjam
Prinsip pembukuan koperasi simpan pinjam pada dasarnya sama dengan
prinsip pembukuan pada umumnya. Dalam akuntansi, terdapat pembagian tipe-tipe
akun (rekening) menjadi Harta, Hutang, Modal, Pendapatan, dan Beban. Prinsip
pencatatan jurnal transaksinya pun sama, dengan menggunakan dua sisi
pendekatan, yaitu debit dan kredit.
Apabila dalam akuntansi
perusahaan dagang maupun manufaktur mengenal istilah pembelian dan penjualan,
dalam koperasi simpan pinjam, pembelian di analogikan sebagai pinjaman dan penjualan
di analogikan sebagai simpanan. Dan apabila di akhir periode sering dijumpai
adanya neraca laba rugi, dalam koperasi simpan pinjam, laba rugi dilaporkan
sebagai SHU. Dalam SHU ini, dapat diketahui posisi simpanan dan pinjaman
anggota koperasi secara keseluruhan.
2.1.4
Perhitungan
SHU dalam Koperasi Simpan Pinjam
Menurut UU No. 25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah
sebagai berikut:
1.
SHU koperasi adalah pendapat
koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya,
penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan.
2.
SHU setelah dikurangi dana
cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh
masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan
pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota.
3. Besarnya
pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat
Anggota.
Sedangkan berdasarkan pasal 5, ayat 1 jasa dibagi menjadi dua yaitu jasa
modal dan jasa usaha. Jasa modal adalah jasa anggota koperasi yang dianggap
sebagai investor karena anggota tersebut menyertakan hartanya untuk permodalan
koperasi, dan jasa usaha adalah jasa anggota koperasi yang diperoleh dari hasil
keikutsertaannya pada koperasi sebagai pelanggan atau pemakai jasa koperasi
tersebut. Dalam koperasi simpan pinjam sendiri kedua jenis jasa ini dipakai
dalam perhitungan SHU, karena anggota menamkan hartanya sebagai modal dalam
bentuk simpanan pokok yang dijadikan sebagai modal utama koperasi simpan
pinjam.
Rumus perhitungan SHU (Anoraga dan Widiyanti, 1996, h.90). SHU
peranggota dapat dihatung menggunakan rumus:
SHU A = JUA + JMA
Dimana :
SHUA :
Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA : Jasa
Usaha Anggota
JMA : Jasa
Modal Anggota
Dengan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut:
SHUPA = VukVa ´ JUA + TMSSa ´ JMA
Dimana:
SHUPA :
Sisa Hasil Usaha per anggota
JUA :
Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
VA :
Volume usaha anggoia (total transaksi anggota)
VUK :
Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi)
Sa :
Jumlah simpanan anggota
TMS :
Modal Senditi total (simpanan anggota total)
Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Koperasi A adalah 40% dari total SHU,
dan Rapat Anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut dibagi secara
proporsional menurut jasa modal dan jasa usaha, dengan pembagian JUA 70%, dan
JMA sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung persentase JUA
dan JMA, yaitu:
Pertama,
langsung dihitung dari total SHU koperasi, sehingga:
JUA = 70% x
40% total SHU koperasi setelah pajak
= 28%
dari total SHU koperasi
JMA = 30% x
40% total SHU koperasi setelah pajak
= 12%
dari total SHU koperasi
Kedua, SHU bagian anggota (40%)
dijadikan menjadi 100%, sehingga dalma hal ini diperoleh terlebih dahulu angka
absolut, kemudian dibagi sesuai dengan persentase yang ditetapkan.
2.2
Konsep
Dasar Sistem Informasi
2.2.1
Definisi
Sistem
Sistem memiliki beberapa pengertian tergantung dari sudut pandang mana
kata tersebut didefinisikan. Namun, secara garis besar ada dua pendekatan,
yaitu:
Pendekatan yang lebih mendekatkan
pada elemen-elemennya atau komponennya, mendefinisikan sistem sebagai ”sekumpulan
elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu
tujuan” (kusrini,
2007)
Pendekatan sistem sebagai
jaringan kerja dari prosedur, penekanan lebih kepada urutan operasi di dalam
sistem prosedur didefinisikan oleh Richard F.
Neushi sebagai ”urutan operasi kerja (tulis-menulis),
yang biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemennya,
yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi bisnis
yang terjadi”
Dengan demikian menurut dua pendekatan tersebut, sistem memiliki
elemen-elemen yang masing-masing memiliki prosedur tersendiri, namun memiliki
keterkaitan dan ketergantungan satu sama lain dan berjalan bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
2.2.2
Definisi
Informasi
Menurut kusrini (2007, h.7), Informasi adalah data yang sudah diolah
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.
Berbeda dengan data yang sering disalahartikan sebagai informasi. Data
adalah fakta atau kejadian mengenai objek tertentu yang belum memiliki nilai.
Data yang telah diolah menjadi informasi akan menjadi bernilai. Ukuran
informasi yang benrilai adalah apabila manfaat yang didapatkan dari informasi
tersebut lebih besar daripada biaya untuk mendapatkannya.
2.2.2.1 Siklus Informasi
Informasi tidak lahir dengan sendirinya, tetapi
lahir dari sebuah siklus. Di dalam siklus tersebut, terdapat satu model
pengolah data yang pada akhirnya melahirkan informasi. Namun, semua itu tidak
berakhir pada terciptanya informasi saja, tetapi informasi tersebut diterima
oleh penerima yang berhak. Penerima informasi akan menggunakan informasi
tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan yang kemudian menjadi tindakan
nyata. Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan, penerima informasi akan
memberi umpan balik ke sistem yang diperoleh dari hasil evaluasi
2.2.3
Definisi
Sistem Informasi
Ladjamudin (2005, h. 13) mengemukakan sistem informasi menjadi tiga
definisi berbeda, yaitu:
1.
Suatu sistem yang dibuat oleh
manusia yang terdiri atas komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai
suatu tujuan, yaitu menyajikan informasi.
2.
Sekumpulan prosedur organisasi yang
pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan
atau untuk mengendalikan informasi.
3.
Suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, medukung operasi,
bersifat
manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar sistem teetentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Sedangkan menurut Kusrini (2007, h.9), definisi umum sistem informasi
adalah sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi yang
terintegrasi dan di dalamnya terdapat proses pengolahan data untuk menghasilkan
informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
2.2.3.1 Komponen
Sistem Informasi
Menurut Stair (1992), komponen
sistem informasi berbasis komputer (CBIS)
dalam suatu organisasi mempunyai beberapa komponen, yaitu:
1.
Perangkat keras, yaitu perangkat
atau benda yang secara fisik dapat dilihat dan dirasa oleh indera manusia, yang
merupakan komponen dalam sistem untuk melengkapi kegiatan input data,
pemrosesan data, dan keluaran data.
2.
Perangkat Lunak, yaitu program
komputer yang mampu berkomunikasi dengan perangkat keras komputer, maupun
program yang bekerja untuk melakukan proses pengolahan input sistem.
Perangkat lunak dibagi menjadi dua, yaitu sistem operasi dan
program
aplikasi.
3.
Database, yaitu kumpulan data
yang saling berhubungan dan terorganisir, sehingga dapat dimanfaatkan dengan
mudah dan cepat.
4.
Telekomunikasi, yaitu komunikasi
yang menjembatani antara pengguna sistem dengan sistem komputer secara
bersama-sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif.
5.
Manusia, adalah personil yang
terlibat dalam sistem informasi. Terdapat berbagai macam personel yang
dibedakan berdasarkan
fungsi dan tugasnya, dapat meliputi manajer, analis, programmer, dan operator.
Personil dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan sistem.
Namun, menurut Kusrini (2007, h.
9) komponen sistem informasi dibagi menjadi enam, empat diantaranya serupa
dengan pendapat Stair, yaitu hardware, software, database, dan manusia. Dua sisanya
yaitu:
1.
Prosedur, yaitu sekumpulan aturan
yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang
dikehendaki
2.
Jaringan komputer dan komunikasi
data, yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai
secara bersama atau dapat diakses oleh sejumlah pemakai.
2.2.3.2
Kriteria
Sistem Informasi
Suatu
sistem informasi memiliki kriteria yang menentukan kualitas dari
sistem tersebut. Kriteria
tersebut ada tiga, antara lain:
1. Tepat
Waktu
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tidak boleh terlambat
sampai kepada pengguna. Sistem informasi harus memiliki tingkat ketepatan waktu
yang tinggi. Informasi menjadi tidak bernilai apabila tidak sampai tepat pada
waktunya kepada pengguna. Keterlambatan akan menyebabkan proses pengambilan
keputusan akan tertunda, akibatnya dapat berakibta fatal bagi organisasi.
2. Akurat
Akurat artinya bebas dari kesalahan. Sistem
informasi memang dirancang untuk bebas dari kesalahan, aplikasinya hingga saat
ini terus diandalkan karena ketepatannya dalam memberikan informasi yang sesuai
dengan kenyataan hasil dari proses sistem. Sistem informasi yang tidak akurat
dapat dinyatakan sebagai sistem informasi yang gagal, dan tidak layak disebut
sebagai sistem informasi. Informasi yang tersaji pada sistem informasi sering
ditangkap berbeda oleh user. Karena itu, informasi yang dihasilkan selain
akurat, juga harus dapat memberi pemahaman yang pasti kepada pengguna (tidak
bias).
3. Relevan
Banyak sekali informasi yang dapat dihasilkan dari sistem informasi.
Namun, apakah informasi tersebut relevan? Dalam artian, apakah informasi
tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan apakah informasi tersebut sesuai
dengan apa yang seharusnya diterima oleh penggunanya? Semua informasi ini harus sampai
dengan sesuai (seharusnya) kepada pengguna yang seharusnya juga. Sehingga
informasi tersebut mem[unyai nilai guna yang tinggi.
2.3
Karakteristik
Sistem Informasi
Karakteristik sistem adalah suatu ciri atau sifat
yang membedakan suatu sistem dengan sistem yang lain. Karakteristik sistem
perlu diketahui dalam memahami dan mengembangkan suatu sistem. Caranya adalah
dengan membedakan unsur-unsur dari sistem yang membentuknya. Karakteristik
tersebut antara lain:
1.
Batasan (Boundary) : Batasan ini memberi penjelasan tentang unsur atau elemen yang berada di dalam sistem maupun yang berada di luar
sistem.
2.
Lingkungan (Environtment) : Lingkungan merupakan segala hal yang
ada di luar sistem, yang mampu memberi pengaruh maupun terkena pengaruh
dari sistem. Lingkungan menyediakan kendala, asumsi, dan input terhadap suatu
sistem.
3.
Masukan (Input) : Sumber daya yang dapat berupa data, bahan baku, energi, peralatan, yang berasal dari lingkungan yang digunakan dan
dimanipulasi ileh suatu sistem.
4.
Keluaran (Output) : Sumber daya atau produk yang dapat berupa informasi, laporan, dokumen, tampilan layar komputer, maupun
barang jadi, yang disediakan untuk lingkungan sistem oleh proses dalam suatu
sistem.
5.
Komponen (Component) : Kegiatan atau proses dari suatu sistem yang menrubah atau mentransformasikan input sistem menjadi bentuk
setengah jadi (output). Komponen ini dapat merupakan subsistem dari sebuah
sistem.
6.
Penghubung (Interface) : Tempat atau media di mana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.
7.
Penyimpanan (Storage) : Penyimpanan merupakan ”wadah”
yang digunakan untuk penyimpanan
sementara dan tetap dari data, informasi, energi, bahan baku, dan sebagainya
yang dihasilkan dari proses dalam suatu sistem atau subsistem yang berjalan, maupun
dari luar sistem. Storage ini dimanfaatkan oleh komponen-komponen sistem untuk
meyangga kinerja sistem secara keseluruhan, karena sumber daya yang diolah oleh
sistem berada dalam storage.
8.
Tujuan (Goal) : tujuan adalah hal mutlak yang pasti dimiliki oleh sebuah sistem. Sebuah sistem diciptakan karena mempunyai tujuan
dan tentunya tujuan antara sistem satu dengan sistem yang lain akan memiliki
perbedaan.
2.4
Konsep
Arsitektur Sistem
Konteks arsitektur sistem yang dimaksud adalah
bagaimana suatu sistem itu akan dibangun dan digunakan secara efektif dan
efisien sesuai dengan kebutuhan dari pemakainya dilihat dari sudut pandang
pendistribusian sumber daya sistem, seperti perangkat lunak dan perangkat
keras.
2.4.1
Konsep
Arsitektur Stand-Alone
Stand-Alone berarti berdiri sendiri. Artinya, sistem informasi yang
dibuat ini akan digunakan secara independent dan tidak terkait dengan perangkat
lunak dan perangkat keras lain. Proses sistem ini akan beroperasi pada satu
unit komputer saja. Stand-alone ini adalah arsitektur yang paling sederhana dan
digunakan oleh single user. Database yang digunakan adalah database lokal
(database berada bersamaan dengan sistem informasi dalam satu komputer).
2.4.2
Konsep Arsitektur Client-Server
Berbeda dengan stand-alone, model arsitektur client-server ini
melibatkan dua atau lebih sistem komputer yang independent dan saling
berinteraksi dengan memanfaatkan teknoligi jaringan komputer. Dalam
client-server terdapat dua entitas utama, yaitu server yang bertugas sebagai penyedia layanan dan resources yang
kemudian di manfaatkan oleh client.
Database yang digunakan adalah remote-database yang ada di komputer server.
Penggunaan konsep client-server tak hanya sebatas penggunaan resource database,
tapi juga dapat memanfaatkan penggunaan perangkat keras seperti printer
sharing. User dalam arsitektur ini lebih luas (bersifat multi-user).
2.6
Konsep
Basis Data
2.6.1
Definisi
Basis Data
Basis Data adalah kumpulan data yang saling berhubungan (berelasi).
Dalam ilmu komputer, definisi basis data bertambah spesifik, yaitu kumpulan
file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan
elektronik (disk). Data diwujudkan dengan bentuk tabel-tabel. Relasi antar
tabel ditunjukkan dengan adanya kunci (key)
pada kolom (field) yang memiliki
keterkaitan fungsi.
Basis data mempunyai tujuan untuk
mengatur data sehingga diperoleh kemudahan, ketepatan, dan kecepatan dalam
pengambilan kembali. Menurut
Kusrini (2007, h. 141) Dalam
basis data, ada beberapa istilah-istilah penting yang
sering digunakan, antara lain:
1.
Entity (Entitas) adalah objek, orang,
tempat, kejadian, atau konsep yang
datanya akan direkam
2. Atribut
adalah identitas yang menggambarkan karakteristik entitas.
3.
Data Value (nilai atau isi data) adalah data
aktual atau informasi yang disimpan
pada tiap elemen atau atribut data.
4.
Record/Tuple adalah kumpulan elemen yang
saling berkaitan, yang menginformasikan
suatu entitas secara lengkap.
5.
File/Tabel adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang
elemen yang sama dan mempunyai perbedaan pada data value-nya
6.
Database adalah kumpulan file
yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file lain sehingga membentuk satu
bangunan data untuk menginformasikan satu perusahaan instansi dalam batasan
tertentu.
7.
Database Management System (DBMS) adalah kumpulan file yang saling berkaitan bersama dengan program
untuk pengelolaannya. Jika database merupakan datanya, sedangkan program
pengelolanya berdiri sendiri dalam saut paket program komersial untuk membaca
data, mengisi data, menghapus data, dan melaporkan data dalam database.
2.6.2
Sistem Basis
Data
Sistem Basis
data merupakan kombinasi
antara basis data
dan sistem
manajemen basis data (DBMS). Menurut Kusrini (2007, h. 11)
Komponen yang
terlibat dalam sistem basis data
meliputi:
1.
Perangkat keras (Hardware) adalah semua bagian fisik
komputer yang berfungsi sebagai pendukung operasi pengolahan data. Dapat
meliputi PC, printer, barcode, mouse, keyboard, dan lain-lain.
2.
Perangkat Lunak (Software) adalah program komputer yang
mempunyai tugas tertentu. Dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Sistem operasi yang bertugas
menjalin komunikasi dan kontrol terhadap perangkat keras, serta operasi-operasi
dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi
b.
Aplikasi yang di dalamnya
termasuk DBMS dan aplikasi pendukung
lainnya. aplikasi ini tidak berkomunikasi dengan hardware, melainkan kepada
user.
3. Basis
data (Database) sebagai inti dari
sistem basis dara.
a.
DBMS (Database Management System) adalah software yang manangani semua akses secara langsung
ke basis dara. Di dalam
DBMS terdapat
beberapa poin inti aktifitasnya:
b.
User melakukan pengaksesan basis data
untuk informasi yang dibutuhkannya,
dengan menggunakan suatu bahasa manipulasi data, yang biasa disebut SQL.
c.
DBMS menerima request dari User dan
menganalisis request tersebut.
d.
DBMS memeriksa skema eksternal user,
pemetaan eksternal / konseptual,
skema konseptual, pemetaan konseptual / internal dan struktur penyimpanan.
e. DBMS mengeksekusi
operasi-operasi yang diperlukan untuk memenuhi
permintaan user.
Contoh DBMS antara lain: MYSQL; Sql Server;
Oracle; Ms Access.
4.
Pemakai (User) merupakan orang atau sistem yang akan mengakses dan merubah
isi basis dara. Beberapa penggunanya antara lain: programmer aplikasi; ahli
dbms; user umum (end user); dan user
khusus (bisa berupa sistem lain).
5.
Aplikasi Lain, aplikasi ini
berifat opsional. Tujuan dibangunnya aplikasi ini agar end user dapat langsung
melakukan interaksi dengan database tanpa harus mengetahui bahasa DBMS.
Aplikasi ini menyediakan interface yang membantu user dalam mengolah data dan
memperoleh informasi yang berasal dari basis data.
2.6.3
RDBMS
(Relational Database Management System)
RDBMS
merupakan sekumpulan data yang disimpan sedemikian rupa dan
saling berhubungan sehingga mudah dalam pengambilan infomasinya bagi
pengguna. Menurut Kusrini (2007,
h. 143), dalam RDBMS ada tiga
prinsip, yaitu:
1.
Data
Definition
Berfungsi mendefinisikan struktur tabel, jenis data
yang akan dibuat (dapat berupa angka atau huruf), relasi data, validasi data,
dan lainnya.
2.
Data
Manipulation
Data yang telah dibuat dan didefinisikan akan
dikenai beberapa perlakuan seperti penyaringan, peng-query-an, dan manipulasi data lainnya.
3.
Data
Control
Bagian ini berkaitan dengan cara mengendalikan
data, seperti mengendalikan siapa saja yang berhak mengakses data yang ada,
bagaimana penggunaannya untuk berbagai tingkatan user, dan sebagainya
Seluruh operasi yang berhubungan dengan database, harus melewati DBMS.
Tugas DBMS adalah menyediakan penghubung antara pemakai dengan database.
Hudungan ini dapat dilakukan secara langsung pada terminal interaktif yang
disediakan DBMS dengan menggunakan bahasa basis data (query language), maupun
melalui program aplikasi yang dibuat khusus oleh pihak ketiga
2.6.4
Teknik
Normalisasi
Normalisasi adalah salah satu tahap dalam perancangan basis data yang
mempunyai tujuan untuk membuat struktur tabel-tabel dalam database menjadi
normal. Kondisi tabel yang normal meliputi :
1.
Jika ada dekomposis/penguraian
tabel, maka dekomposisinya dijamin aman (lossless-join decomposition).
2.
Terpeliharanya ketergantungan
fungsional pada saat perubahan data (dependency preservation).
3. Tidak
melanggar Boyce Code Normal Form
(BCNF). Jika tidak bisa,
minimal
tidak melanggar bentuk normalisasi ketiga.
Dengan melakukan normalisasi dalam proses desain database relasional,
akan diperoleh tabel-tabel yang mempunyai kriteria berikut:
1. Berisi
data yang diperlukan.
2. Memiliki
sesedikit mungkin redundansi.
3. Mengakomodasi
banyak nilai untuk tipe data yang diperlukan.
4. Mengefisienkan
update.
5.
Menghindari kemungkinan
kehilangan data secara tidak sengaja/tidak diketahui.
2.6.4.1
Bentuk-bentuk
normalisasi
Normalisasi
memiliki beberapa tahapan, mulai dari bentuk tidak normal,
sampai dengan BCNF.
1. Bentuk
tidak normal
Bentuk ini menjabarkan data apa adanya sesuai
dengan keadaan sumber datanya. Tak ada aturan khusus dalam proses ini, data
yang tidak lengkap maupujn terduplikasi masih diperbolehkan.
2. Bentuk
Normal pertama (1st Normal Form)
Pada bentuk ini, setiap data yang berasal dari
bentuk tidak normal yang masih tidak teratur, dibentuk menjadi flat file,
maksudnya data dibentuk dalam satu baris (record) dan nilain dari tiap filenya
berupa“atomic value”.
Tidak diperbolehkan ada satu set atribut yang berulang atau bernilai ganda.
3.
Bentuk Normal kedua (2nd Normal Form) Syarat bentuk normal
kedua yaitu:
a. Sudah
memenuhi bentuk normal pertama
b.
Atribut kunci bukan kunci harus
mempunyai ketergantungan secara fungsional pada kunci utama (Primary Key).
c.
Kunci utama sudah harus
ditemukan. Ciri dari kunci field yaitu harus unik dan dapat mewakili atribut
lain sebagai anggotanya.
4. Bentuk
Normal ketiga (3rd Normal Form)
Pada bentuk ini, tabelharus sudah berada dalam
bentuk normal kedua dan tidak ada ketergantungan transitif (dimana field bukan
kunci tergantung pada field bukan kunci lainnya). jadi, field bukan kunci harus
sudah bergantung pada field kunci secara menyeluruh.
5. BCNF (Boyce Code Normal Form)
BCNF adalah bentuk struktur tabel yang diperkirakan
sudah paling memenuhi syarat normal. Apabila dalam bentuk normal ketiga sudah
diperkirakan normal, maka bentuk normal ketiga tersebut adalah BCNF.
2.7
Perangkat
Lunak yang digunakan
2.7.1
Sistem
Operasi
Sistem operasi adalah perangkat lunak yang bertugas menjalin komunikasi
dan kontrol terhadap perangkat keras, serta operasi-operasi dasar sistem,
termasuk menjalankan software aplikasi. Perkembangan sistem operasi sendiri
sudah sangat pesat. Hingga saat ini ada beberapa macam sistem operasi, antara
lain Microsoft Windows, Apple Pacintosh, Sun Solaris, dan Linux.
Microsoft windows XP adalah salah satu sistem operasi keluaran microsoft
yang paling sukses bertahan hingga saat ini. XP di klaim sebagai sistem paling
stabil oleh kebanyakan pengguna umum. Kompatibilitas windows XP dengan aplikasi
bahasa pemrograman dan DBMS pun sangat tinggi.
2.7.2
Bahasa
Pemrograman Visual Basic 6.0
Visual Basic (VB) adalah sebuah bahasa pemrograman yang dikembangkan
oleh microsoft untuk sistem operasi windows dan berbasis pada bahasa
pemrograman pendahulunya yaitu, BASIC.
Namun, VB hadir dengan
konsep pemrograman visual dengan GUI (Graphical User Interface). VB berorientasi pada pemrograman
berbasis objek objek yang dipisah (OOP
– Object
Oriented Programming). Konsep ini
menjadikan VB lebih mudah dalam hal perancangan
dan pengembangan software aplikasi. Karenanya, VB masih menjadi salah satu
bahasa pemrograman yang masih populer di indonesia.
Untuk membuat program aplikasi,
pilihan ”standard EXE” akan membawa kita pada IDE (Integrated Design Environment) dari Visual Basic yang biasa disebut
dengan lingkungan kerja (workspace). Di sinilah seorang programmer dapat
memulai membangun program aplikasiny
1. Menu Bar
Menu Bar menampilkan semua fasilitas yang ada di
Visual Basic. Dengan mengklik menu tersebut, maka VB akan menampilkan
fitur-fitur yang ada.
2. Toolbar
Toolbar adalah menu yang tersusun atas ikon-ikon yang merupakan jalan
pintas untuk menuju menu-menu yang ada di menu bar. Toolbar ini dapat di
kustomisasi sesuai kebutuhan.
3. Toolbox
Toolbox menyediakan semua objek-objek/komponen yang digunakan untuk
membuat program.
4. Jendela
Form
Jendela form adalah jendela tampilan user interface
ke pengguna. Di jendela form ini, seorang programmer dapat melakukan
pendesainan tata letak dan merias formnya.
5. Jendela
Code Editor
Di tempat inilah kode-kode program dituliskan. Setiap form memiliki
jendela code editor tersediri.
6. Project
Explorer
Menampilkan seluruh form, modul, report, data environment, atau file
lain yang mendukung project aplikasi yang sedang dibuat.
7. Jendela
Properties
Jendela ini adalah identitas dan pengaturan dari tiap objek yang
disertakan pada jendela form.
Sebagai bahasa pemrograman IDE, Visual Basic memiliki beberapa
kemampuan khusus, antara lain:
1.
Data Access, digunakan untuk
membuat aplikasi database dan aplikasi front
end, baik untuk database stand-alone maupun client-server.
2.
Teknologi ActiveX, berguna untuk
membuat fungsi yang dapat digunakan untuk aplikasi seperti Microsoft Word
Processor, Microsoft Excel Spreadsheet, dan aplikasi windows lainnya.
3.
Internet, digunakan untuk membuat
aplikasi berbasis intenet yang mampu mengintegrasi dokumen, baik dari aplikasi
desktop ke internet, maupun aplikasi interet ke desktop.
4. Finishing
aplikasi, digunakan untuk kompilasi aplikasi menjadi file
.exe. kemudian dengan memanfaatkan Virtual Basic Machine, aplikasi yang
telah dibuat, dapat dipublikasikan
5. Memiliki
sarana pengembangan yang bersifat grafis (visual)
6. Pemrogramannya
berorientasi pada objek (Object Oriented)
7. Dapat
bekerja di sistem operasi windows
8. Dapat
menghasilkan program aplikasi berbasis windows
9.
Mampu memanfaatkan program
aplikasi berbasis windows yang lain, seperti grafis, multimedia, internet, multi-tasking dan sebagainya.
2.7.3
DBMS
MYSQL
MYSQL merupakan
salah satu perangkat lunak RDBMS (Relational
Data
Base Management System) yang penggunaannya termasuk yang paling besar di seluruh dunia. Kebanyakan mysql digunakan untuk website, namun
tidak menutup kemungkinan untuk digunakan di bahasa pemrograman lain seperti
visual basic dan java. Mysql ini dapat digunakan secara bebas dibawah lisensi
GPL, yang artinya dapat dimanfaatkan secara bebas tak berbayar apabila tidak
digunakan untuk tujuan komersil. Selain memiliki kecepatan akses dan eksekusi
yang baik, Mysql ini juga dapat berjalan cross
platform, sehingga dapat digunakan di berbagai sistem operasi.
2.8
Analisis
Sistem
2.8.1
Analisis
P.I.E.C.E.S
Analisis PIECES merupakan analisis yang menyoroti sistem lama dan
harapan sistem baru yang diusulkan dari enam aspek, yaitu performance, information,
economy, control, efficiency, dan
service.
1.
Performance
Kinerja merupakan bagian yang penting dalam
kelancaran proses kerja. Fokusnya lebih kepada efektifitas kinerja. Analsis ini
bermaksud untuk memberikan peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem
yang baru.
2.
Information
Penyajian informasi yang tidak berkualitas akan
berdampak buruk dalam suatu organisasi. kendala utama dalam penyajian informasi
adalah masalah ketepatan waktu, keakuratan informasi, dan relevansi informasi
yang sampai ke penerima. Maka dari itu analisis ini perlu dikemukakan.
3.
Economy
Analisis ini menekankan pada aspek ekonomi yaitu
sektor biaya operasi dari sistem. Biaya operasi yang tinggi dapat disebabkan
dari beberapa hal. Di sinilah harus dikemukakan hal-hal yang mempu meminimalkan
biaya dan memaksimalkan efisiensi.
4.
Control
Sistem yang baik harus memeiliki kontrol yang baik
terhadap segala sumber daya dalam sistem tersebut, termasuk kontrol terhadap data
dan informasi. Justru kedua hal ini sangatlah riskan bagi organisasi. berbicara
kontrol tidak hanya berbicara tentang keamanan dan integrisitas, namun juga
bagaimana sistem dapat memberikan kendali yang mudah terhadap data dan
informasi bagi pengguna sistemnya.
5.
Efficiency
Analsis efisiensi ini dilakukan untuk mengetahui
peningkatan efisiensi dalam operasional sistem dengan memanfaatkan resources yang ada.
6.
Service
Layanan yang tersedia pada sistem yang baru harus
membawa perubahan baik pada organisasi, dan pengguna layanan yang berasal dari
luar organisasi. layanan ini dapat berupa penjabaran fitur dan fungsi baru yang
ada pada sistem baru.
2.8.2
Analisis
Kelayakan
Analisis kelayakan
sistem ini akan
menguji apakah sistem
baru yang
diusulkan
dapat memenuhi kriteria layak dari berbagai aspek, misalnya aspek ekonomi,
hukum, teknologi, sosial,dan operasional.
2.9
Uji Coba
Sistem
2.9.1
White-Box
Testing (Pressman, (2002, h.533))
Pengujian white-box atau disebut juga dengan glass-box adalah metode
desain test case yang menggunakan struktur control dengan procedural untuk
memperoleh test case. Dengan menggunakan metode pengujian white-box,
perekayasa sistem dapat melakukan test case yang : (1) memberikan jaminan bahwa
semua jalur independent pada suatu model telah digunakan paling tidak sebanyak
satu kali; (2) menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false; (3)
mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka;
(4) menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya.
2.9.2
Black-Box
Testing (Pressman, (2002, h.551))
Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat
lunak. Dengan demikian, pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat
lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua
persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black-box bukan
alternative pengujian white-box, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang
kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white-box.
Pengujian black-box dapat melibatkan user dari program secara langsung
untuk ikut melakukan pengujian. Dari sinilah akan terungkap apakah suatu
program sudah memenuhi persyaratan fungsionalnya, karena program diuji secara
menyeluruh sesuai dengan apa yang harus dikerjakan oleh program apabila program
telah diterapkan.
2.10 Konversi
Sistem
Konversi sistem dilaksanakan apabila sistem baru
yang dibuat siap dan layak untuk digunakan. Tentu saja, sistem sudah dinyatakan
baik setelah melalui tahap uji coba. Kusrini (2007, h.283) memaparkan empat
tahap pengkonversian sistem, yaitu:
1. Konversi
Langsung (Direct)
Konversi dilakukan dengan mengganti semua komponen sistem lama dengan
sistem yang baru dan juga menerapkan semua komponen baru itu secara menyeluruh.
Benefits dari cara ini adalah
kecilnya biaya, namun kelemahannya ada pada resiko yang harus ditanggung yang
sangat tinggi apabila sistem yang baru ternyata gagal secara parsial maupun
secara keseluruhan dalam menggantikan fungsi sistem lama.
2. Konversi
Paralel
Penerapan sistem dilakukan bersamaan dengan sistem lama. Jika sistem
baru dirasa sudah memenuhi persyaratan, baru setelah itu pengoperasian sistem
lama dihentikan. Keunggulan sistem ini adalah kecilnya resiko yang akan
ditanggung apabila sistem baru yang diterapkan ternyata mengalam kegagalan.
Sistem lama yang masih berjalan dapat membackup proses organisai agar dapat
tetap berjalan. namun, kelemahannya terletak pada biaya yang besar,
3. Konversi
Percontohan (Pilot-Approach)
Konversi ini dilaksanakan pada beberapa unit organisasi saja. Setelah
konversi sistem berhasil dilakukan pada suatu unit, baru kemudian sistem baru
yang lain diterapkan pada unit yang lain. Konversi model ini membutuhkan waktu
yang relatif lama, lebih lama dari konversi paralel, tetapi resiko yang
dihasilkan lebih kecil.
4. Konversi Phase-In
Sistem baru diimplementasikan dalam beberapa tahap,
sedikit demi sedikit menggantikan sistem yang lama. Sistem harus disegmentasi
sehingga perlu biaya tambahan untuk mengembangkan interface temporer dengan
sistem lama. Daya terapnya terbatas, dan implementasinya membutuhkan waktu yang
lama.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Download desain Banner
Banner atau sering disebut spanduk , brosur dan lain sebagainya adalah sebuah pengumuman berbentuk gambar maupun tulisan yang biasanya di ...
-
1. Pendahuluan Sistem dan teknologi inf o r m asi merupakan tun t utan bagi perusahaan unt u k d iterapkan agar dapat be...
-
Hai Temen Temen semua selamat malam dan salam sejahtera bagi kita semua ya..... buat sahabat para programer dan teman teman yang sedang bel...
-
AKAD SALAM No. ……………………… ”Hai orang yang beriman! Penuhilah Akad-Akad itu ...” (QS. Al Maidah (5) :1) "Dan Allah SWT t...